Tentang Psikoanalisis dan Jacques Lacan

Tulisan sederhana ini ditulis pada 6 Agustus 2014. Saat itu saya sedang berusaha mengingat secara mudah konsep-konsep Psikoanalisa Lacanian yang bagi pemula ternyata cukup rumit. Berikut perkenalan saya dengan Psikoanalisis Lacan.

Apa yang terlintas ketika pertama kali kamu mendengar Psikoanalisis dan Jacques Lacan?

Seorang psikoanalis klinis. Freudian totok. Tulisannya susah dibaca. Suka memperumit hal mudah.

Jacques Marie Emile Lacan, atau lebih dikenal sebagai Jacques Lacan, lahir di Paris pada 13 April 1901. Seorang Aries yang bershio Kerbau. Lacan disebut-sebut sebagai analis paling kontroversial setelah Freud. Ia dibesarkan di sekolah seminari, pernah ditolak untuk menjadi tentara, kemudian mengambil psikiatri pada tahun 1926 di Sainte-Anne Hospital di Paris. Ketika bertemu dengan psikoanalisa, ia mengajukan konsep ” kembali ke Freud” , sebuah ajakan untuk mengembangkan teori-teori Freud.

Kontribusi pertama Lacan untuk psikoanalisa adalah konsep tentang Fase Cermin. Esainya, “The Mirror stage as Formative of the I Function, as Revealed in Psychoanalytic Experience” atau yang lebih dikenal sebagai Esai Fase Cermin disampaikan pada tahun 1949, dua tahun sebelum seminar pertamanya dimulai. Dalam esai ini, Lacan berkata bahwa pembentukan ego itu dimulai pada anak-anak berusia enam bulan hingga 18 bulan. Balita mendapati identitas diri mereka ketika melihat cermin. Mereka menganggap apa yang terlihat di cermin sebagai tubuh mereka sendiri. Kemunculan Esai Fase Cermin ini disambut oleh pemikir-pemikir lainnya, seperti Louis Althusser yang mengembangkannya menjadi Interpelasi Subjek atau yang lebih dikenal dengan Ideological State Apparatuses. Dalam teori film, para pemikir Lacanian awal seperti Christian Metz, Louis Baudry, dan Laura Mulvey kemudian menggabungkan konsep psikoanalisa Lacanian dengan interpelasi subjek dari Althusser.

Bila Freud menggunakan Id, Ego, dan Superego untuk menjelaskan apa yang dimiliki subjek, maka Lacan mengembangkannya ke dalam tiga tatanan: the Imaginary, the Symbolic, and the Real. Apa itu konsep yang Imajiner, yang Simbolik, dan yang Real? Ada baiknya teman-teman membaca seminar Lacan terlebih dahulu (supaya kita bisa pusing berjamaah). (Tambahan 2019) Secara sederhana tatanan Simbolik adalah tempat identitas saya terujarkan, dunia Bahasa, dan aturan-aturan mendapat tempatnya. Sedangkan tatanan Imajiner adalah apa yang kamu bayangkan. Kemudian yang Real adalah tempat muaranya semua trauma.

Objek a: Kontribusi Psikoanalis Lacan selanjutnya

Kontribusi Lacan selanjutnya adalah objek a kecil atau object petit a. Inilah objek yang bisa memicu hasrat kita. Lacan membedakan hasrat (desire) dengan kebutuhan (need). Bila kebutuhan memiliki objek pemuas, maka hasrat itu tidak. Iya. Penjelasan mengenai hasrat sendiri cukup rumit. Mungkin dibutuhkan satu semester untuk bisa memahami apa itu hasrat menurut Lacan. Baca Wikipedia juga belum tentu kita bisa paham sampai benar-benar paham. Apalagi setelah kita bertemu dengan graph of desire! Bakalan cuma bisa diam kalau diterangkan grafik hasrat ini untuk pertama kali karena grafik hasrat sendiri secara sederhana adalah rangkuman konsep-konsep Lacan. (muka datar please).

Tulisan Lacan itu sebenarnya mudah dan enak dibaca. Saking enaknya, kita harus punya bagasi yang banyak untuk memahami tulisan Lacan dalam Ecrits ataupun Seminar. Lacan itu pecinta seni dan sastra, maka tidak heran banyak contoh karya yang ia pakai ketika ingin menjelaskan konsep yang ia ajukan. Misalnya The Ambassadors (Hans Holbein, 1533) dan karya Edgar Allan Poe The Purloined Letter untuk menjelaskan object a kecil dan hasrat, atau Hamlet karya Shakespeare untuk menjelaskan psikosis. 

Kalau teman-teman mau mengenal Lacan lebih dekat, tentu saja kita harus baca seminar Lacan yang telah dibukukan. Untuk pemula, A Clinical Introduction to Lacanian Psychoanalysis (Bruce Fink, 1997) sangat dianjurkan untuk dibaca. Selebihnya, kalau memang kalian gak malas baca, kita bisa berkunjung ke lacan.com, situs yang berisi tulisan-tulisan dari pemikir lacanian seperti Jaqcues-Alain Miller (menantu Lacan), Slavoj Zizek, Alain Badiou, dan lainnya. 

Kalau begitu, selamat berkenalan dengan Psikoanalis Lacan 🙂

Psikoanalis Lacan
The Ambassador karya Hans Holbein. Yang Imajiner bisa kita pahami ketika menyadari bahwa ada dua orang lelaki mengenakan mantel berdiri dengan objek-objek bertebaran di sekitarnya. Sedangkan yang Simbolik akan kita pahami ketika objek tersebut satu per satu kita beri nama. Ada mantel bulu yang mengindikasikan lelaki tersebut banyak uang, globe di bawah yang menegaskan bahwa kedua sosok ini merupakan pengelana, alat musik, kompas, serta objek lainnya. Begitu mata kita menuju ke bawah, ada objek yang berbeda. Inilah objek a dalam ranah visual, sebuah objek yang membuat kita menggerakkan bagian tubuh, memaksa kita melihat sebuah tengkorak. Dalam film, objek a atau gaze adalah objek yang muncul dalam struktur filemis itu sendiri. Ia bisa berupa latar suara, dialog, atau hal remeh temeh yang kadang membuat kita “bergidik” ketika menonton film. Tentang Psikoanalisis Lacan.

Leave a Reply