Durasinya hanya 67 menit. Terkadang kamera menangkap langit tanpa horizon, tetapi ia lebih banyak berada di dalam air. Tidak ada penanda waktu yang pasti. Kapan terjadinya perjalanan di laut ini? Siapa saja yang terekam? Penonton hanya bisa melihat birunya laut dan langit, kaki yang dibalut celana jeans navy, dan pantulan warna orange dari jaket pelampung. Sesekali air berwarna emas, menandakan pantulan yang kuat dari sinar matahari. Terdengar suara gemericik air laut dan sapuan ombak dibarengi dengan lantunan ratapan dan doa dari si perekam. Penonton turut larut ikut arus gelombang dalam film Purple Sea (2020).
Amel Alzakout dan Khaled Abduwalwahed, pembuat Purple Sea, merupakan seniman dari Suriah yang saat ini menetap di Leipzig, Jerman. Footage dalam diambil sendiri oleh Amel Alzakout saat ia melalukan migrasi melewati laut Mediterania. Konflik Suriah yang tak kunjung mereda membuat orang-orang memutuskan untuk melakukan klandestin, migrasi besar-besaran ke Eropa, dengan beragam alasan (mendapatkan suaka politik, dan tentu paling esensial adalah hidup dengan damai jauh dari perang saudara). Peristiwa penggulingan pemimpin diktator di Mesir dan Tunisia atau yang dikenal dengan Arab Spring, juga menjalar ke jazirah Arab lain, termasuk Suriah. Aktivis pro-demokrasi ingin menggulingkan pemerintahan Assad yang ororiter dan brutal. Namun konflik ini tidak sesederhana anti-Asaad vs pro-Asaad, ada pemain-pemain lain yang turut membuat konflik di Suriah tak kunjung selesai. Intervensi kekuatan regional dan dunia, militer Suriah, serta ISIS memperburuk kondisi di Suriah sehingga setidaknya, mengutip dari Mata Politik, “hampir 5,6 juta orang telah meninggalkan Suriah.
Mengenai isu klandestin, saya menjumpainya dalam film Mare Mediterraneum (2016, Mediterranean Sea) saat menjadi selektor untuk Arkipel – International Documentary and Experimental Film Festival 2016. Film ini dibuat oleh dua seniman dari Wina yakni Markus Kleim, pegiat teater mandiri ‘theatercombinat wien’, dan Beate Hecher, seniman patung dan desainer grafis untuk animasi dan film. Pada perhelatan yang sama pula, Arkipel 2018, ada film berjudul La Buona Novella (2018, Good Tidings) dibuat oleh Luca Insinga, seniman video dan pembuat film yang kini tinggal di Trento, Italia. Kedua film ini mencoba menangkap residu dari migrasi besar-besaran di laut Mediterania. Mare Mediterraneum menghadirkan objek-objek yang terhanyut di lautan dengan zoom-in ekstrim. Sedangkan La Buona Novella menangkap gerakan-gerakan acuh dari pengunjung di pantai yang menghadap Laut Mediterania. Pengunjung di sini bersikap tak acuh atas kehadiran kapal asing yang teronggok di bibir pantai.
Baik Mare Mediterraneum dan La Buona Novella mencoba menangkap apa yang tersisa dari peristiwa klandentin ini dari kacamata Eropa, kawasan yang dituju oleh para penyintas di seberang Laut Mediterania sebelah Selatan. Sedangkan Purple Sea yang menghadirkan realitas sebenarnya dari perjalanan ini justru mencoba menghadirkan bagaimana ketidakpastian nasib para penyintas konflik terombang-ambing di lautan. Namun bila ketiga film ini digabungkan, ia akan menjadi suatu jalinan narasi untuk mengisahkan imbas dari konflik global terhadap orang-orang yang mau menyebrang. Purple Sea bisa menjadi pembuka. Mare Mediterraneum dan La Buona Novella menjadi babak baru paska perjalanan tersebut. Dan kisah ini berlanjut lewat tulisan dari Hakim Abderrezak bisa membantu kita membayangkan bahasa semacam apa yang terlahir dari persinggungan para migran dengan kebudayaan di tanah baru mereka.
Read Other Film Reviews That Was Screened in Visions du Reel 2020
Of Land and Bread (Ehab Tarabieh, 2019)
English
The film duration is only 67 minutes. Sometimes the camera records the no horizon sky, but mostly it tooks images below the sea. There is no definite time. When did the travel happen? Who and whom is recorded? The viewers only see the blue sea and sky, legs wrapped in a navy jeans, and orange reflections from a life jacket. Occasionally the water turns gold, indicating strong reflection from sunlight. The sound of water, the waves sweeping are accompanied by the lamentations and prayers. The viewers dissolve into the wave in film Purple Sea (2020).
Amel Alzakout and Khaled Abduwalwahed, filmmakers of Purple Sea, are artists from Syria who currently reside in Leipzig, Germany. The footage was taken by Amel Alzakout when she was migrated, passing through the Mediterranean Sea. The Syrian conflict made people decide to clandestine, or migrating massively to Europe, for various reasons (getting political asylum, and of course more complex by living free from civil war). The overthrow of dictatorial leaders in Egypt and Tunisia, also known as the Arab Spring, also spread to other Arabian peninsula, including Syria. Pro-democracy activists want to overthrow Assad’s otoritarian and brutal government. However, this conflict is not as simple as anti-Asaad vs pro-Asaad. There are other players who have contributed to the conflict in Syria and have not yet finished. The intervention of regional and world powers, the Syrian military and ISIS has worsened the conditions in Syria thus, citing Mata Politik, “nearly 5.6 million people have left Syria”.
Regarding the clandestine issue, I saw it in the film Mare Mediterraneum (2016, Mediterranean Sea) when I became a film selector for the 2015 Arkipel – Documentary and Experimental Film Festival. The film was made by two artists from Vienna such as Markus Kleim, independent theater activist ‘theatrecombinat wien’, and Beate Hecher, sculpture artist and designer for graphic and animation. At the same event, Arkipel 2018, there was a film La Buona Novella (2018, Good Tidings) made by Luca Insinga, a video artist and filmmaker made in Trento, Italy. These two films tries to find residues from a clandestine in the Mediterranean sea. Mare Mediterraneum presents objects washed away in the ocean with extreme zoom-ins. While La Buona Novella shows the ignorance behaviour of visitors on the beach overlooking the Mediterranean Sea.
Both Mare Mediterraneum and La Buona Novella try to show the impact of the clandenstin journey in the Mediterranean Sea from their European perspective, the region that is targeted by survivors across the Mediterranean Sea. While the Purple Sea, which presents the true reality of this trip, tries to present the facts of the conflict survivors who oscillate in the ocean. But when the film is combined, it will become a narrative of the fabric to tell the impact of the global conflict on people who want to cross. Purple Sea can be an opening. Mare Mediterraneum and La Buona Novella became a new chapter after the trip. And this story continues through writing by Hakim Abderrezak to help us imagine what new language in art born through contact of the migrants and their new culture in the new land.