Fantasi Percintaan dan Mysterious Man sebagai Peretas Realitas dalam Lost Highway

Yogyakarta, Oktober 2015

Harus saya akui bahwa Lost Highway (David Lynch, 1997) merupakan salah satu film yang susah untuk ditonton. Terkadang latar suara dalam film ini membuat saya harus mengecilkan volume laptop, dan cahaya yang terlalu terang dalam adegannya membuat saya ingin menutup mata. Film ini seperti sebuah puzzle. Semakin saya menata keping-keping misteri dalam film, semakin banyak pula puzzle yang harus saya rangkai. Bagi saya,  film ini bisa membuka banyak interpretasi, tetapi sulit untuk memahaminya.

Lost Highway menawarkan alur yang tidak biasa. Film ini  tidak seperti kebanyakan film Hollywood yang memiliki alur linear, setiap adegan mampu menunjukkan sebab dan akibat yang jelas. Namun jika kita hanya terperangkap pada pendeskripsian alur yang tidak linear dalam film, interpretasi lain tidak akan terjadi.  Bagian pertama akan merujuk pada pembacaan film lewat psikoanalisa yang telah dilakukan oleh McGowan. Bagian kedua akan saya isi dengan kekayaan teks film, yang mana asumsi saya Lynch dengan lihai “mencuri” pola perjalanan identifikasi subjek Lacanian dan teks film lainnya. Sedangkan bagian yang terakhir akan berisi tentang ketertarikan saya pada film ini, kehadiran Mysterius Man yang selalu muncul dengan gadget macam kamera video dan telepon genggam.

Lost Highway merupakan film yang memisahkan dunia hasrat dan fantasi. Hasrat dalam adalah sesuatu yang menjadi bahan bakar berlangsungnya alur. Terkadang penonton tidak bisa mengetahui hasrat dalam film tersebut dengan gamblang. Hasrat dan fantasi dalam film umumnya dijadikan satu, hasrat dibalut oleh fantasi. Hasrat adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu dijadikan pencarian. Sedangkan fantasi merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut McGowan, dalam film Lost Highway, Lynch memisahkan dua dunia tersebut. Ia mengatakan bahwa Lost Highway adalah film yang terlalu normal. Dalam pemahaman psikoanalisa, subjek yang normal adalah subjek yang tidak mengetahui atau menolak untuk mengenal hasrat dan fantasinya. Inilah subjek yang jarang ada karena setiap subjek pasti membutuhkan fantasi untuk menjalani realitasnya. Apa yang ditawarkan Lynch dalam film ini adalah pertemuan dengan kenormalan tersebut. Oleh sebab itu, kenormalan yang jarang ditemui di dunia nyata, membuat film ini susah untuk ditonton – karena penontonnya belum siap bertemu dengan pemisahan tersebut. [1]

Untuk menjabarkan film ini menggunakan kacamata psikoanalisa, McGowan menganalisa film adegan per adegan. Ia memulai dengan bagian pertama yang menunjukkan dunia hasrat dalam film. Bagi saya, 40 menit pertama dalam Lost Highway adalah bagian yang paling susah untuk dinikmati. Saya sebagai penonton tidak bisa mengetahui secara pasti identitas dari Fred Madison (Bill Pullman) dan Renee (Patricia Arquette). Kehadiran dua tokoh utama ini misteri bagi saya. Tidak diketahui darimana mereka berasal. Tidak ada foto mereka berdua di dalam kamar atau di ruang menonton. Rumah mereka juga sangat minimalis dan seperti terisolasi dari dunia luar. Kemudian Lynch juga menggambarkan lorong yang menghubungkan ruang menonton dan kamar dengan gelap. Dialog-dialog yang mereka lontarkan juga sangat minim dan terkadang ada jeda panjang setelah dialog – menambah kemisteriusan dua tokoh ini.

Hasrat merupakan respon dari apapun yang terlihat misterius. [2] Adegan pembukaan, close up wajah Fred yang sedang merokok kemudian dilanjutkan dengan kabar dari intercom yang mengatakan, “Dick Laurent is Dead” merupakan salah satu dari sekian misteri yang ada di awal bagian. Selanjutnya adalah kehadiran Renee yang keluar dari lorong lalu melihat ke arah Fred yang akan pergi ke pub untuk bermain tenor saxophone. Jawaban yang dilontarkan oleh Renee dalam adegan ini terkesan rahasia. Fred yang seolah-olah memiliki kecurigaan atas istrinya tersebut berusaha untuk mengejar, membuat supaya Renee mau mengatakan hal yang ingin dia dengar bukan menjawab dengan jawaban yang malah memunculkan kecurigaan yang lain. Berikut cuplikan dialognya:

FRED: What are you going to do?

RENEE: Read.

FRED: … Read? …

Read what? (RENEE laughs)

Bagi Fred, Renee adalah sebuah misteri. Jawaban-jawaban yang dikemukakan oleh Renee malah membuat Fred tidak yakin. Inilah yang menjadi pemantik alur film, hasrat Fred akan Renee. Adegan selanjutnya ketika Fred bermain di pub, ia bisa menjadi sublim. Cahaya dalam adegan itu begitu terang, dan permainan saxophone Fred begitu keras volumenya. Hal ini menunjukkan bahwa Fred bisa melampaui kegelisahannya ketika ia bisa bermain musik dengan band jazz di pub. Akan tetapi, ketika permainan itu selesai, Fred kembali lagi pada kegelisahannya akan Renee. Ia buru-buru menelepon Renee, memastikan apakah benar si istri menunggunya di rumah. Akan tetapi, Lynch menambah kecurigaan Fred, dan juga kecurigaan penonton, pada Renee lewat gambar dan suara telepon berdering yang begitu keras namun tidak ada yang mengangkatnya.

Sesampainya di rumah, Fred menemukan Renee dalam kondisi terlelap. Fred sedikit lega, namun kecurigaannya tidak hilang. Keesokan paginya, Renee menemukan amplop yang berisi kaset video. Fred mengajak Renee untuk menonton bersama. Dari posisis duduk Fred dan Renee, terkesan ada jarak di antara mereka. Video yang mereka tonton menunjukkan rumah mereka tampak depan. Saat inilah kesan horor datang. Baik Fred dan Renee tidak tahu siapa yang mengirim video tersebut. Malamnya, Fred dan Renee bercinta. Sebelum memulai adegan percintaan, terbesit keraguan di wajah Fred. Saat Fred hendak mencapai klimaks, musik yang menunjukkan betapa istimewanya adegan ini mengalun. Namun musik ini berhenti ketika Fred berhenti. Dari cara Renee menenangkan Fred, bisa diasumsikan bahwa ini bukanlah kali pertama Fred tidak mampu membawa ke Renee sampai ke klimaks. Bisa dilihat kekecewaan di wajah Fred ketika Renee memberikan puk-puk di pundaknya sambil berkata, “It’s OK” berulang-ulang. Fred jatuh. Fred putus asa. Ia tak mengetahui apa yang dimaui oleh Renee.

Setelah adegan percintaan yang gagal tersebut, pada pagi harinya datanglah kaset video berikutnnya. Fred dan Renee menontonnya, namun kali ini rasa teror langsung menghardik mereka. Video tersebut tidak hanya menunjukkan rumah Fred tampak depan, tetapi juga isi rumah dan adegan saat Fred dan Renee ketika tidur. Mereka terteror atas sesuatu yang asing yang mampu mengawasi mereka. Akhirnya Renee memanggil detektif untuk memeriksa video sekaligus rumah mereka.

Saat pasangan ini bertemu dengan dua detektif yang ditugaskan untuk melihat rumah, ada hal yang menarik. Salah satu adegan dalam film ini yang menunjukkan adanya pembagian dunia fantasi dan hasrat, ketika dua dektektif dan pasangan ini berada dalam kamar. Dua detektif berdiri membelakangi jendela sehingga cahaya yang jatuh membuat gambar terkesan realis. Sedangkan Fred dan Renee tetap berada dalam bayang-bayang hasrat. Dunia hasrat dalam film ini ditunjukkan dengan penggunaan warna-warna redup (merah, hitam, hijau gelap, dan lampu kuning remang-remang). Walaupun berada dalam kamar dan situasi yang sama, Lynch memperlakukan pasangan ini tetap berada dalam dunia hasrat.

Walaupun sama-sama mengundang rasa penasaran, dalam bagian pertama ini, kemisteriusan Renee-lah yang memiliki peranan besar. Dari hubungan Fred dan Renee, bisa diasumsikan bahwa Fred adalah subjek yang berhasrat. Menurut Lacan, our desire is the desire of the Other. Fred menghasrati Renee, namun ia tak tahu apa yang dihasrati oleh Renee. Kebuntuan akan pencarian apa yang dimaui Renee ini membawa Fred pada tindakan yang nantinya akan ia sesali. Tindakan ini dipicu dari pertanyaan, kenapa Renee bisa flirting dengan cowok lain dan terlihat menikmatinya. Ketika Fred bermain saxophone, sekilas ia melihat Renee berjalan dengan Andy (Michael Massee). Dan ketika mereka hadir di pesta Andy, Renee tampak menyukainya. Ini membuat kegelisahan Fred semakin menjadi-jadi. Dalam perjalanan pulang ia bertanya sejak kapan Renee bertemu dengan Andy. Akan tetapi Renee seolah-olah menutup-nutupi hubungannya dengan Andy, ia menjawab bahwa hubungannya hanya sebatas pekerjaan tapi tak mau menjelaskan apa pekerjaannya. Fred sekali lagi buntu.

Renee menjadi Hantu. Alih-alih bisa membuka tabir rahasia Renee, tindakan Fred tersebut malah mebuat keadaanya semakin parah. Fred tak bisa menemukan objek yang ia cari. Renee tetap menjadi objek a. Setelah Fred masuk penjara, ia dideru sakit kepala yang tak berkesudahan. Ia sakit karena potongan-potongan tubuh Renee menghantuinya. Ia sakit karena ketika hukuman mati yang harus ia terima karena aksi pembunuhan tersebut menjadi kendala besar. Saat Fred mati, maka rahasia Renee akan tetap menjadi rahasia. Suatu malam di penjara, Fred berubah secara ajaib. Perubahan itu dimulai dari gambar-gambar yang membuatnya kepalanya makin sakit, kilatan petir, dan voila keesokan paginya Fred menjadi sosok yang lebih muda. Ia menjadi Peter Dayton (Balthazar Getty).Keeseokan harinya, kali pertama Fred menonton kiriman kaset video tanpa Renee. Dalam video yang ia tonton pola pergerakan kameranya masih sama dengan video kedua. Namun di bagian akhir, video itu menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu di kamar pasangan ini. Fred membunuh Renee. Fred memutilasi tubuh Renee untuk mencari tahu rahasianya. Menurut McGowan tindakan Fred bukanlah tindakan seorang psikosis yang dimotivasi oleh suatu kepastian. Tindakan ini adalah respon orang obsesif terhadap ketidakpastian, dalam kasus ini, Fred memiliki obsesi terhadap rahasia Renee. Ketika Fred memutilasi tubuh Renee, artinya ia sedang membuka satu per satu ketidakpastian tersebut. [3]

Tentu saja semua orang dipenjara merasa perubahan Fred tersebut sebagai sesuatu yang janggal. Mereka tidak mengerti kenapa Fred bisa pergi dan yang tertinggal adalah sosok anak muda yang dipanggil Pete tersebut. Namun jika melihat dari sudut pandang psikoanalisa, perubahan Fred menjadi Pete menjadi sesuatu yang penting. Fred telah memasuki dunia fantasi dengan cara mengkonstruksi dirinya sebagai Pete. Dalam dunia fantasi ini, Fred mencari tahu apa yang Renee mau. Fantasi merupakan cara dimana subjek mampu merengkuh objek a dalam jarak yang nyaman. Walaupun nantinya jawaban atas pertanyaan dari Fred tersebut tidak memuaskan, namun fantasi tersebut mampu menangani objek yang membingungkan tersebut. Fantasi itu seperti memberikan sebuah pertunjukan akan rahasia Liyan. Jika hasrat itu menimbulkan pertanyaan, maka fantasi adalah jawabannya. Walaupun nantinya jawaban akan hadir dengan cara masokis, namun tetap, fantasi memberikan semacam kelegaan bagi subjek. [4]

 

mysterious man

Apa yang membedakan dunia Fred dan dunia Pete? Jika dunia Fred penuh misteri, maka dunia Pete penuh warna. Semua seakan menyenangkan. Dalam dunia Fred, penonton tidak tahu dengan pasti kesinambungan waktu antara yang satu dengan yang lain. Lynch hanya menyodorkan perbedaan model baju yang dipakai oleh tokoh-tokoh dalam dunia tersebut sehingga penonton bisa mengetahui peristiwanya sudah berganti. Memasuki dunia Pete, penonton merasa dinyamankan. Penonton bisa tahu urutan waktu kejadian adegan per adegan karena setiap adegan berimbas ke adegan yang lain. Kemudian musik yang melatari dunia ini terdengar memiliki nada semangat dan hura-hura. Perabotan dan properti yang ada dalam bagian ini pun terlihat nyata. Menurut McGowan, Lynch membuat dunia fantasi dalam Lost Highway ini seperti film-film realisme Hollywood.[5]

Ketika kita masuk dalam dunia fantasi, kita membuat sebuah gambaran tentang sosok yang ingin kita bangun, sebuah ego ideal atau identifikasi imajiner. Bagi Fred Madison, Peter Dayton mampu memenuhi gambaran ideal tersebut. [6] Pete memiliki keluarga, catatan kriminal, kelompok pertemanan yang keren, dan aktifitas seksual dengan pacarnya, Sheila. Tidak seperti Fred, Pete mampu menikmati perempuan-perempuan yang datang kepadanya. Polisi yang membuntuti Pete pun menekankan demikian, “gets more pussy than a toilet seat”. Dengan mengambil gambar dunia Peter, Lynch menunjukkan perasaan menjadi “hidup” dalam pengalaman filemis. Kedekatan kita dnegan realitas merupakan produk dari fantasi itu itu sendiri. Melalui fantasi, baik Fred maupun penonton, mampu melarikan diri dari kemisteriusan hasrat (yang ada di bagian pertama). [7]Apakah Fred menjadi lega dengan semua jawaban yang dilontarkan oleh Alice tersebut? Dari cerita yang diutarakan oleh Alice, Pete mengetahui bahwa Alice terjebak dalam industri pornografi dan kelompok kriminal. Pertemuannya dengan Andy membawa Alice bertemu dengan Mr. Eddy, atau Dick Laurent (Robert Loggia), nama yang hadir dalam adegan pembuka di Lost Highway. Pekerjaan yang didapat Alice adalah membuka pakaiannya di hadapan Mr. Eddy. Penasaran dengan tindakan Alice, Pete bertanya, “Why didn’t you just leave?… You’d like it huh?”. Cerita Alice memang membuat Peter kecewa, namun hal tersebut juga menawarkan sebuah fantasi akan “What does the Other Want?”. Peter mampu menyusun penikmatan Liyan. Jawabannya, menurut McGowan, adalah palus yang direpresentasikan lebih dari pistol yang membuat Alice menanggalkan pakainnya. Palus tersebut adalah Mr. Eddy, the Father atau Name of the Father, kekuatan paling besar yang ada dalam dunia fantasi Lost Highway. [9]Tidak hanya sosok Fred yang berubah menjadi Pete, dalam dunia fantasi ini penonton juga bisa melihat perubahan pada sosok lainnya. Yang pertama adalah bagaimana objek a berubah menjadi objek yang difantasikan lewat sosok Alice Wakefield yang diperankan juga oleh Patricia Arquette. Jika Renee adalah objek yang penuh kemustahilan untuk diraih, maka pada dunia fantasi ini, Alice adalah sosok yang benar-benar terbuka dan bisa diraih. Perubahan dari Renee menjadi Alice menjadi jalan untuk membuka kebuntuan hasrat Renee, dan di sisi lain menawarkan cara untuk menikmati objek tersebut dalam dunia fantasi. Dalam dunia fantasi, seseorang akan menemukan jawaban hasratnya akan Liyan. Jawaban yang ditemukan oleh Fred ditunjukkan ketika Pete bertanya apa hubungan antara Andy dan Alice. Jika dalam dunia hasrat Renee hanya berhenti pada kata “job”, maka dalam dunia fantasi ini, Alice mengulang jawaban seperti Renee namun ia menambahkan detil-detilnya. Lewat Alice sebagai objek fantasi, Fred mendapatkan jawaban atas semua pertanyaannya.[8]

Dalam skema identifikasi-subjek Lacanian, sang Ayah merupakan hukum (law) yang mengatur tatanan simbolik. Sang Ayah adalah sesuatu yang menyustrukturkan fantasi sekaligus melarang sang anak (subjek) untuk mendapatkan enjoyment. Fungsi paternalnya membuat fantasi mengubah apa yang tidak masuk akal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang dapat diketemukan jawabannya. Namun jawaban tersebut tak pernah memuaskan subjek karena sang Ayah menghadirkan enjoyment sebagai sesuatu yang terlarang. [10] Sebagai sang Ayah, Mr. Eddy dengan terang-terangan berfungsi sebagai hukum dalam dunia fantasi yang dibangun oleh Lynch. Pertama ketika Pete dan Mr. Eddy berkendara di bukit, Mr. Eddy dengan meledak-ledak memarahi seseorang yang menyalipnya dengan sembrono. Mr. Eddy mengingatkan pengemudi tersebut untuk bisa mematuhi buku panduan dalam berkendara – sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh Polisi tapi polisi dalam film ini terkesan tidak memiliki hukum yang mengatur fantasi. Kedua ketika Mr. Eddy mengendus hubungan Pete dan Alice. Dalam adegan ini Mr. Eddy melarang Pete untuk menikmati objek fantasinya dengan berkata, “I swear I love that girl to death. If I ever found out somebody was making out with her, I’d take thllis[ his gun], and I’d shove it so far up his ass it would come out his mouth. And then you know what I’d do? … I’d blow his fucking brains out.”

Dalam dunia fantasi ini, ditunjukkan pula sebuah lubang yang membuat misteri tetaplah misteri. Apa yang tetap dijaga dalam dunia fantasi ini adalah cara bagaimana Fred berubah menjadi Pete. Orangtua Pete Dayton, sekaligus Sheila, menyimpan misteri kepergian Pete pada waktu yang mereka sebut ‘pada malam itu’. Pete sendiri tidak mampu mengingat apa yang terjadi pada malam itu sehingga orangtuanya harus menjemput di penjara. Baik orangtuanya dan Sheila sama-sama menutupi apa yang mereka ketahui dari Pete. Inilah lubang atau lack dalam dunia fantasi. Segala sesuatu yang terkesan baik adanya, akan memiliki misterinya sendiri yang (mungkin) akan membawa subjek pada pencarian yang lebih jauh.

Kemudian apakah dunia fantasi dalam Lost Highway memiliki celah yang lain? Persinggungan antara Mysterius Man (Robert Blake), yang nantinya akan dijelaskan lebih lengkap dalam tulisan ini, dengan Pete dalam dunia fantasi membawa “luka-luka” lama Pete kembali. Dalam telepon, Mysterius Man mengatakan bahwa Pete –lah yang mengundangnya ke dalam rumah. Persinggungan inilah yang menjadi permulaan bahwa dunia fantasi Pete perlahan-lahan mulai retak. Orangtua Pete yang menjadi pendukung identitasnya tiba-tiba hilang setelah ia selesai berbicara dengan Mr. Eddy dan Mysterius Man lewat telepon. Pete mulai mempertanyakan siapa dirinya.

Ketika Pete mulai mempertanyakan eksistensinya sendiri, di sisi lain ia ingin menghancurlan larangan yang telah dibuat Mr. Eddy. Pete ingin menikmati Alice untuk dirinya sendiri. Ketika Alice mengutarakan niatannya untuk mengambil barang-barang berharga milik Andy supaya mereka bisa pergi berdua, inilah sebuah surat ijin bagi Pete untuk menikmati Alice sepenuhnya. Sayangnya ketika Pete memasuki rumah Andy, ia menemukan penikmatan (enjoyment) dimana-mana. Dalam ruangan itu, terdapat sebuah proyektor yang memutar film porno yang diperankan oleh Alice. Pertemuan dengan enjoyment ini membuat kesadaraan Pete mulai runtuh. Setelah satu penghalang lainnya mati, yakni Andy, Peter melihat sebuah foto yang di dalamnya ada Mr. Eddy, Renee, Alice, dan Andy – yang jika dilihat mengindikasikan adanya retakan antara fantasi dan realitas. Walaupun Alice berkata bahwa Renee dan Alice bukanlah orang yang sama, sakit kepala Pete malah semakin menderu-nderu. Pete tidak yakin dengan jawaban Alice. Semakin ia dekat dengan kemungkinan untuk menikmati objeknya, the real objek atau objek yang menyebabkan trauma (Renee) mulai memaksa masuk dalam dunia fantasi. [11]

Pertemuan Pete dengan yang Real membuat dunia fantasi dalam film ini runtuh. Ketika Pete hendak mencari toilet, kamar-kamar yang ia lewati di lantai dua rumah Andy berubah menjadi kamar motel lengkap dengan nomornya. Pete kemudian membuka salah satu pintu kamar. Yang ia dapatkan lagi-lagi Renee dalam posisi sedang bercinta, posisi enjoyment. Menariknya ketika bayangan Renee bertemu muka dengan Pete yang masih sakit kepala melalui cermin kamar, Renee bertanya, “do you want to ask me why”. Kata “why” yang diucapkan oleh Renee begitu ditekankan dalam adegan ini sehingga ia menjadi sesuatu yang juga ikut menghantui Pete, kemudian batasan antara fantasi dan yang sebenarnya mulai kabur.

Sekali lagi, Pete kemudian berubah menjadi Fred. Usai merampok barang-barang Andy, Alice mengajak Pete menuju ke sebuah padang pasir untuk menemui seseorang yang menjadi penjembatan mereka untuk melarikan diri. Sesampainya di gubug, orang yang mereka harapkan belum datang. Pete dan Alice kemudian bercinta di depan mobil. Playlist yang dimainkan sama dengan lagu ketika Fred dan Renee bercinta (yang akhirnya berakhir sebagai bentuk kegagalan Fred). Dalam adegan percintaan Pete dan Alice ini, Lynch menyorot dengan cahaya yang sangat terang seolah-olah inilah adegan puncak. Mereka mencoba banyak posisi bercinta dan dalam adegan tersebut Pete berkali-kali bilang ke Alice, “I want you, I want you”, sebagai indikasi bahwa setelah ini Mr. Eddy sebagai palus sudah menghilang dan harapannya Alice bisa sepenuhnya menjadi sumber enjoyment Pete. Lagu yang melatari adegan bercinta mereka pun durasinya lebih lama dibandingkan adegan bercinta Fred dan Renee. Ketika Pete terlihat pasrah, terlihat sangat jujur mengutarakan apa yang dia inginkan, yang ia dapatkan adalah nothingness atau kehampaan. Alice menjawab ujara Pete dengan, “you’ll never have me”, lalu ia pun pergi dengan santai ke arah gubug.

Apakah Fred akhirnya menyadari bahwa pencariannya selama ini hanya berujung pada kehampaan? Fred menjadi subjek yang berhasrat ketika percintaannya dengan Renee gagal, ia impoten dan tidak mengetahui apa yang dimaui oleh Renee sebagai Liyan. Untuk mencari tahu apa yang dimaui, Fred berubah menjadi Pete, menjadi sebuah ego yang ideal yang membawanya masuk ke dunia fantasi. Fred yang telah menjadi Pete berpikir ia bisa sepenuhnya mendapatkan objek hasrat yang telah berubah menjadi objek fantasi, yakni Alice. Sayangnya percintaan yang sepenuhnya romantis, percintaan yang mana membuat dua individu saling memahami satu sama lainnya, hanyalah sebuah fantasi. Fred menemui kehampaan. Ia akhirnya tahu bahwa Alice yang merupakan fantasi dari Renee tak dapat ia miliki. Pete kemudian berubah menjadi Fred lagi, berubah menjadi subjek yang berhasrat.

Bad artists imitate, great artists steal. Apakah Lynch seorang pembaca Lacan? Pertanyaan saya ini sebenarnya muncul setelah berusaha memahami alur cerita dari Lost Highway. Bila dilihat lebih jeli, perjalanan Fred sebagai subjek memang mirip dengan skema identifikasi subjek Lacanian. Perjalanan Fred sebagai subjek dalam film ini seperti berikut: dari mencari objek a, ke fantasi, lalu memeluk drive atau dorongannya untuk melampaui fantasi, kemudian berakhir menjadi subjek yang berhasrat kembali. Pada saat Fred membunuh Mr. Eddy, bisa dikatakan ini mirip dengan usaha subjek untuk membunuh atau berusaha mengganti palus atau penanda utamanya. Ketiak Mr. Eddy sudah mati, inilah indikasi bahwa subjek harus menemukan bahasa baru untuk terus hidup. Dan pencarian bahasa baru dalam film ini memang tidak dijelaskan secara panjang lebar, layaknya bagian dari hasrat sampai melampaui fantasi. Pencarian bahasa baru ini diperlihatkan lewat sosok Fred yang berganti-ganti wajah dan meraung-raung dalam mobilnya saat ia melarikan diri dari kejaran polisi. Setelah gambar Fred dan kemungkinan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh Fred, gambar dalam layar pun kembali ke gambar jalanan yang sama seperti di bagian awal film (lagu yang menjadi latar juga sama).

Selain alur cerita yang mirip dengan skema lacanian, saya juga memperhatikan nama-nama yang digunakan oleh Lynch untuk setiap tokohnya. Tom O’Connor mengatakan bahwa Lost Highway adalah contoh versi kontemporer dari drama Oedipus. Yang ia lihat adalah nama Fred Madison. Madison sendiri bisa diucapkan sebagai “mad son”,anak yang gila. Kedua adalah pemilihan nama Dick Laurent, dick yang bisa berarti palus.[12] Ketika Fred membunuh Dick Laurent, bukankah itu bisa dianalogikan sebagai aksi sang anak yang membunuh bapaknya yang telah menanamkan hukum dan larangan supaya sang anak tidak bisa menikmati ibunya (enjoyment)?

Kemudian ada pemilihan nama Renee dan Alice Wakefield sebagai objek yang dihasratkan dan objek yang difantasikan. Renee dan Alice adalah nama yang sering dipakai orang tua untuk menamai anak perempuannya. Penggunaan nama ini bisa diasumsikan bahwa objek-objek hasrat dan fantasi bisa tersebar dimana-mana, namun dalam kasus ini objek itu adalah perempuan. Renee dalam bahasa Prancis artinya reborn again. Bukankah ini sama dengan objek a yang bisa muncul kembali? Dalam Lost Highway, kemunculan objek a ini bisa dilihat ketika Pete bertemu dengan Alice Wakefield. Nama Alice sendiri juga bisa diasumsikan sebagai ruang yang mana “yang terlahir kembali” bisa bangun dan mendapat tempatnya (diambil dari nama belakang alice, wake dan field). Nama Peter Dayton pun tak kalah menarik untuk dilihat. Peter memiliki arti ‘stone’ (dari kata yunani ‘petra’) dan bisa juga berarti ‘lovely boy’.Penggabungan kata peter dan dayton pun mengindikasikan bahwa Lynch membuat dunia Peter dalam film sebagai dunia yang terang (diambil dari nama belakang peter, day dan town) dan “menyenangkan”.

Main-main Lynch tampaknya tak terhenti pada permainan kata-kata untuk nama tokohnya saja. Merujuk pada pengkategorian yang dilakukan oleh beberapa teoritisi film, Lost Highway termasuk dalam kategori  film neo-noir. [13] Lynch mengambil elemen-elemen film noir ke dalam dua kategori yang berbeda. Pertama ia menggunakan elemen visual dalam film noir yakni pencahayaan dan permainan  jatuhnya bayangan dalam dunia hasrat Fred pada bagian pertama. Kedua, ia menggunakan elemen cerita film noir ke dalam dunia fantasi Fred: Alice sebagai femme fatale; Pete yang jatuh dalam masalah yang disebabkan oleh Alice; serta dunia kriminal yang terwakilkan oleh Mr. Eddy.

Bagi saya, Lost Highway adalah film yang sangat biasa. Saking biasa-nya, film ini mampu membuat penonton tidak menyadari bahwa Lynch mampu mencuri elemen-elemen dari film lain. Yang tampak pertama dari curian Lynch adalah bagaimana ia mengubah Double Idemnity (Billy Wilder, 1944), film yang disebut sebagai pemula untuk film noir, ke dalam bahasanya sendiri. Beberapa hal yang dicuri oleh Lynch adalah gaya rambut Phyllis Dietrichson untuk Renee dan Alice. Renee mendapatkan poninya sedangkan Alice mendapatkan model dan warna rambutnya. Alur cerita pada bagian fantasi Lost Highway juga mirip dengan alur cerita Double Idemnity: pasangan affair yang hendak mencuri untuk bisa melarikan diri dan hidup bersama – atau dengan kata lain bagaimana mendapatkan “what does the Other want?” dalam film.  Dialognya, juga sama persis. Saat Pete tanpa sengaja membunuh Andy, ia mengatakan hal serupa dengan Walter Neff saat ia membunuh suami Phyllis. Pete berkata, “We’ve killed him”. Lontaran Alice pun serupa dengan Phyllis, “No. You did it.”

Selain alur dan bahasa visual, ada pula gaya pembentukan karakter dalam tokoh yang Lynch ambil dari film lainnya. Ia menggunakan satu artis untuk menegaskan tokoh yang menjadi objek a dalam film. Cara seperti ini juga pernah digunakan dalam film Andrei Tarkovsky dalam The Mirror (1975). Dalam film ini Tarkovsky meminta Margarita Terekhova untuk memerankan Maria muda atau ibu tokoh utama sebagai penyebab hasrat serta Natalia, istri tokoh utama, sebagai objek yang difantasikan. Kemudian adapula tokoh Fred Madison yang juga tokoh Peter Dayton. Untuk membentuk karakter ini, Lynch menggunakan dua aktor yang memerankan satu tokoh yang sama. Bisa diasumsikan Lynch “mencuri” dari That’s Obscure Object of Desire (Luis Bunuel, 1977) melalui penghadiran karakter Conchita yang diperankan oleh Carole Bouquet dan Angela Monin. Perbedaannya, jika Bunuel ingin menunjukkan bermacam karakteristik dan keunggulan dari si objek a, maka Lynch menggunakan Pullman dan Balthazar Getty sebagai Fred untuk menunjukkan perbedaan dunia hasrat dan fantasi. [14]

Tepuk tangan untuk Lynch yang setidaknya bisa “mencuri” dari psikoanalisa dan film-film lainnya untuk membangun dunia Lost Highway. Walaupun penonton mengetahui elemen-elemen “colongan” dalam film, mengetahui logika alur film, tetap saja ada misteri yang menyelubungi film ini. Lynch pun tak pernah berpretensi untuk mengajukan jawaban atas komentar betapa rumitnya film ini. Ia hanya menjawab bahwa film ini berkisah tentang pasangan yang memiliki masalah berat dalam hubungan mereka dan yang terjadi kemudian adalah mimpi buruk. [15] Bagi saya, film ini memang menyajikan mimpi buruk. Terlebih lagi dengan kehadiran Myterius Man dalam cerita yang bisa melakukan apa saja, berada di dua tempat sekaligus dan berpindah-pindah tempat.

Mysterius Man menjadi teka-teki terbesar dalam Lost Highway. Siapa dia? Darimana dia berasal? Untuk apa dia hadir di kehidupan Fred? Mengapa kehadirannya selalu lekat dengan teknologi seperti video kamera, ponsel, dan telepon? Mysterius Man adalah tokoh yang tidak pernah disebut namanya dalam Lost Highway. Penonton mengetahui namanya hanya karena Lynch memberikan nama di credit title. Sesuai namanya, bagi saya Mysterius Man lebih misterius daripada Renee maupun Alice sebagai objek penyebab hasrat dalam film. Jika merujuk pada analogi Zizek, Mysterius Man adalah subjek netral yang bisa mengetahui segalanya. Bagi McGowan, Mysterius Man adalah superego. Sedangkan menurut O’Connor, posisinya tidaklah netral tetapi subjek yang aktif karena ia mampu merealisasikan tindakan Fred untuk membunuh Dick Laurent.

Jika menggunakan skema freudian tentang id, ego, dan superego, maka bisa dianalogikan sebagai berikut: Fred sebagai id (hasrat), Pete sebagai ego (karena setiap tindakan membutuhkan suatu fantasi), dan Mysterius Man sebagai super-ego (law). Menurut McGowan, Mysterius Man adalah superego, sebuah hukum yang timbul ketika subjek sudah menyerah akan hasratnya. Hal ini bisa dilihat ketika Mysterius Man berkata pada Fred, “you invited me into your house”, untuk menekankan bahwa sebenarnya Fred yang mengundang Mysterius Man saat ia menyerah dengan pencarian hasrat milik Renee. McGowan menambahkan, “The superego develops insofar as we give up desire; the more we give up desire, the stronger the superego’s command that we give up more desire becomes.” [16] Superego juga menunjukkan suatu indikasi bahwa si subjek sedang diawasi. Hal ini bisa dilihat dari masuknya kaset video yang menunjukkan kondisi rumah Fred dan Renee.

Superego merupakan pengacau yang datang dari luar ke dalam. Seperti yang ditekankan Freud, “The part which is later taken on by the superego is played to begin with an external power, by parental authority”. [17] Dalam film ini, Lynch menunjukkan bahwa Mysteri Man bisa berada di dua tempat dalam waktu yang bersamaan – yang artinya bisa di dalam (internal) dan di luar (eksternal). Contohnya ketika Fred datang ke pesta Andy, ia bertemu dengan mysteri Man. Dalam pertemuan ini, Lynch bermain-main dengan latar suara untuk menciptakan relasi antara Fred dan Mysteri Man. Ketika dua tokoh ini bertemu, suasana menjadi senyap yang mengindikasikan bahwa ada hubungan “dekat” yang hanya diketahui secara intenal oleh mereka berdua. Saat Mystery Man pergi, suara keramaian pesta pun kembali. Hal ini mengindikasikan posisi eksternal yang dimiliki oleh Mystery Man.

Jika melihat dari sudut pandang McGowan, maka bisa jadi Mysterius Man adalah superego dalam Lost Highway karena kemampuannya yang bisa ada dalam dua dunia, internal dan eksternal. Namun, untuk melihat posisi dari Mysterius Man saya akan mengambil tolakan yang lain dari McGowan. Saya mengandaikan bahwa dunia sinema dalam Lost Highway sebagai dunia bahasa dan Mysterius Man dan teknologi media merupakan peretas realitas Lost Highway itu sendiri. Mysterius Man dan media dalam dunia Lost Highway bisa berarti sebagai medium dari hadirnya objek a, sesuatu yang menunjukkan lubang yang ada dalam fantasi yang telah dikonstruksi oleh Fred dan Pete, sekaligus menjadi objek yang menyebabkan alur cerita berjalan.

Pada adegan pembuka, penonton bisa melihat intercom yang memulai cerita Lost Highway. Kemudian pada adegan Fred menonton video yang ketiga kalinya, tanpa Renee, ada penyangkalan. Fred telah membangun dunianya sendiri, tapi kehadiran video inilah yang membawa objek-objek traumatis. Jika kepercayaan Fred yang tidak membunuh istrinya diibaratkan sebagai ideologi, maka video sebagai medium objek a menunjukkan lubang dari ideologi tersebut. [18] Teknologi video yang memang memungkinkan hilangnya jarak antara penonton dan objek yang ditonton (video mampu masuk ke ruang paling intim), menjadi penanda bahwa medium inilah yang mampu menunjukkan lubang dari apa yang kita percayai.

Memang pada bagian dunia fantasi, Mysterius Man tidak muncul di awal. Hanya saja, ia mampu keluar lagi ketika Mr. Eddy menelepon Pete. Sesuai interpretasi McGowan, Mr. Eddy dan Mysterius Man memiliki fungsi yang sama sebagai hukum sang Ayah. Namun, bagi saya kehadiran Mysterius Man dalam dunia fantasi sekali lagi mengingatkan pada Pete tentang apa yang telah ia lakukan. Mysterius Man melalui medium teknologi telepon, mampu membawa kembali trauma-trauma yang telah dialami oleh Fred. Kemudian dalam adegan padang pasir, saat Pete telah berubah menjadi Fred, kesadaran Fred masih seperti Pete. Hanya saja, Mysterius Man meyakinkan bahwa Alice adalah Renee kemudian ia bertanya pada Fred sambil memegang kamera, “and your name.. what the fuck is your name?” – sekali lagi untuk mengingatkan trauma dan meruntuhkan dunia yang telah Pete/Fred bangun dalam dunia fantasi.

Pun ketika Pete menjadi Fred dan memutuskan untuk menghabisi Dick Laurent, dalam adegan ini Mysterius Man bertindak layaknya kamera CCTV yang mampu mengikuti tindakan subjeknya. Ia melihat Fred membawa Dick Laurent. Ia juga ikut hadir saat Fred membawa Dick Laurent ke padang pasir. Dalam adegan ini, Mysterius Man memperlihatkan video yang berisi kenyataan bahwa Dick Laurent ternyata juga impoten. Dick Laurent juga tidak bisa mendapatkan enjoyment dan tidak menguasai Renee sebagai objek penyebab hasrat. Dalam video tersebut, Dick Laurent mendapatkan enjoyment saat ia melihat orang lain mendapatkan enjoyment-nya. Dari sinilah, bisa dilihat bahwa posisi Mr. Eddy/Dick Laurent sebagai bapak runtuh – karena ia ternyata juga tidak memegang semua enjoyment.

Bisa dilihat bahwa sebenarnya Mysterius Man adalah sesuatu yang tidak fit di dunia bahasa. Ia keluar hanya melalui medium seperti kamera video, telepon, dan telepon genggam. Ialah yang menyadarkan pada subjek-subjek yang ada dalam Lost Highway bahwa dunia yang mereka lihat itu sebenarnya berlubang. Kehadirannya dalam dunia Lost Highway, baik itu yang hasrat maupun yang fantasi, malah membuat bangunan di dunia tersebut runtuh. Sebenarnya Mysterius Man bisa berfungsi sebagai superego karena ialah hukum dalam film (lewat tindakannya membunuh Mr. Eddy) dan bisa juga sebagai objek a dalam sinema karena kehadirannya membuat alur cerita bisa berjalan sekaligus ia juga mampu meruntuhkan bangunan alur tersebut. Menghilangnya Mysterius Man di akhir cerita sendiri menegaskan hal tersebut. Memang penonton tidak mengetahui apa yang dikatakan oleh Mysterius Man pada Fred, tapi yang pasti ia pamit. Setelah Mysterius Man menghilang, film pun selesai.

[1] McGowan (2000) hlm: 53

[2] Ibid, hlm: 55

[3] Ibid, hlm: 59.

[4] Ibid, hlm: 60.

[5] Ibid, hlm: 62.

[6] Ibid, hlm: 61.

[7] Ibid, hlm: 63.

[8] Ibid, hlm: 64

[9] Ibid, hlm: 64.

[10] Ibid, hlm: 65.

[11]Ibid, hlm: 65

[12] O’Conor, Tom (2005), hlm: 18.

[13]  Lihat penjelasan Todd McGowan dan Tom O’Connor dalam tulisan penelitian mereka tentang Lost Highway. Neo-noir merupakan film drama kriminal yang bahasa-bahasa filmnya berdasarkan film noir, namun ada penambahan dalam bentuk, gaya, dan elemen lainnya. Dalam film noir yang marak pada awal 1940-an hingga akhir 1950-an, elemen-elemen yang harus ada diantaranya: femme fatale, karakter perempuan yang menyebabkan jatuhnya tokoh pria dalam film; unsur misteri; dan tokoh utama pria yang antiheroes. Elemen visualnya biasa film noir biasanya terdiri dari pencahayaan yang minim serta permainan bayangan pada gambar.

[14] McGowan, ibid, hlm: 71.

[15] O’Connor, ibid, hlm: 15.

[16] McGowan, ibid, hlm: 57

[17] Sebagaimana dikutip dari artikel McGowan, hlm: 58.

[18] McGowan (2007). The gaze atau objek a yang menunjukkan bahwa ideologi itu memiliki celah atau gap.

Leave a Reply