Umi Lestari is a writer, researcher, and teacher. She explores on the history, the aesthetics, and the politics of Indonesian cinema and its interdisciplinary aspects. Her scholarly articles have appeared in journals such as Southeast of Now and Korea and and Asian Arts. She has received New Emerging Writers Fellowship from Southeast of Now Journal. Besides given talks as an invited speaker at film festivals and academic forums, Umi has written articles for several online magazines such as Nang and Jurnal Footage. Currently, Umi Lestari is a lecturer at Film Department, Universitas Multimedia Nusantara. Umi is part of Kelas Liarsip , a collective consists of women and non-binary aiming to decipher the male dominated film scene in the history of Indonesian Cinema. Kelas Liarsip's on going project is to research on women agency in Indonesian cinema, and also taking part in digitization project of Ratna Asmara.  Instagram [at] michanlestari ; twitter [at] umi_lestari_

New Release

Biang Kerok Kenikmatan: Nawi Ismail dalam Sinema Indonesia

Nawi Ismail adalah satu dari sekian sutradara yang jarang disebut dalam sejarah perfilman Indonesia. Padahal, ia memiliki karier berusia panjang yang dimulai sejak perkembangan awal gambar idoep pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda sampai masuknya film-film impor ke Indonesia pada masa Orde Baru. Biang Kerok Kenikmatan: Nawi dalam Sinema Indonesia merangkum hasil penelusuran penulis atas perjalanan karier Nawi yang membentang hampir setengah abad. Perjalanan panjang Nawi dimulai dari menjadi pemeran figuran, pegawai lab film, editor, sinematografer, penulis naskah, produser, sampai akhirnya mengakhiri petualangannya sebagai sutradara film-film komedi populer.

nawi ismail

Release 2022

Ratna Asmara: Perempuan di Dua Sisi Kamera

Sebagai bagian dari penghadiran sosok Ratna sekaligus intervensi feminis atas kajian sejarah film Indonesia, Kelas Liarsip menuliskan proses kerja dari perspektif masing-masing pelaku dalam bunga rampai Ratna Asmara: Perempuan di Dua Sisi Kamera. Buku ini tidak hanya memuat aspek biografis dan filmografi Ratna, tetapi juga langkah-langkah pemulihan karyanya. Pengalaman kami berkenalan dan menelusuri sosok yang marjinal dalam sejarah tersaji dari beragam perspektif seperti dari sisi peneliti, pelestari film, dan penonton.

ratna asmara

Exhibition Catalogue 2021

B. Resobowo

Pameran B. Resobowo berlangsung pada 22 Oktober – 21 November.r 2021 di Galeri Nasional Indonesia.  Basuki Resobowo (1916 – 1999) merupakan seniman serba bisa yang gagasannya tentang hibriditas seni dan kebudayaan termanifestasikan dalam beragam medium seperti lukisan, patung, film, sketsa, hingga artikel di media massa. Dalam katalog ini ada esai tentang karya Pak Bas yang ditulis oleh kurator pameran, Umi Lestari, dan tulisan Pak Bas yang tersebar di beragam media massa. 

basuki resobowo

On Going Project

Explore the minor cinema in Indonesian cinema: women pioneers, the leftist directors, and minor figures. 

ratna asmara
Ratna Asmara, Kelas Liarsip, dan Saya
liburan seniman
Liburan Seniman Usmar Ismail
basuki effendy
Si Melati
(Basuki Effendy, 1954)
the teng chun
Belajar dari yang Klasik The, Huyung, Nawi

Selected Scholarly Article

“Basuki Resobowo as a Jack of All Trades” examines the role of leftist and exile artist; the first art director in Indonesian national film The Long March (Darah dan Doa). 

Southeast of Now Journal, 2 October 2020.

Basuki Resobowo